TIK Untuk Pendidikan | Festival TIK Untuk Rakyat 2012
Pendidikan sebagai salah satu aspek yang penting di negeri ini tentu saja tidak bisa lepas dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dalam workshop “Pemanfaatan TIK untuk Pendidikan” yang di adakan di politeknik Telkom Bandung kemarin dijelaskan bahwa pendidikan di era sekarang harus selalu mengikuti dan menerapkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi juga menentukan keberhasilan suatu sistem pendidikan. Hanya saja, di Indonesia sendiri infrastuktur yang tersedia belum begitu bagus. Tidak bisa kita bayangkan jika misalnya seorang guru memberikan materi ajar di dalam kelas dengan menggunakan internet, dengan melihat video online misalnya, tapi tiba-tiba jaringan internet tersebut putus. Hal ini pasti akan sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar. Sehingga untuk mengatasi jaringan internet yang belum begitu bagus di Indonesia, maka disarankan bagi guru untuk mengoptimalkan intranet saja dari pada internet.
Michael Sunggiardi dalam workshopnya kemarin mengatakan bahwa ada beberapa masalah teknologi informasi dan komunikasi dalam perkembangannya di sekolah, diantaranya:
1. Di indonesia, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran di sekolah masih sangat minim. Masih jarang sekali kita temukan sekolah yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
2. Adapun pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi itu di sebabkan karena infrastruktur yang kurang memadai. Sebut saja papan tulis. Kenapa di era digital seperti sekarang ini papan tulis masih ada? Seharusnya di era seperti ini papan tulis sudah di tiadakan.
3. Sumber daya manusia yang tidak konsisten. Kurang penerapan teknologi informasi dan komunikasi di seklah disebabkan juga karena sumber daya manusia yang ada. Mungkin telah banyak kita lihat tentang adanya pelatihan-pelatihan TIK untuk guru-guru di sekolah, tapi apakah setelah masa-masa pelatihan itu TIK sudah diterapkan sepenuhnya oleh para guru tersebut? Nyatanya tidak dan masalahnya kembali pada infrastruktur yang kurang memadai.
4. Ada kesenjangan antara guru dan murid. Apa gunanya jika ketika seorang guru memberikan materi di dalam kelas dengan menggunakan e-book dalam sebuah tablet sedangkan para muridnya masih menggunakan buku? Bukankan akan lebih efektif jika keduanya (guru dan murid) sama-sama menggunakan e-book?
2. Adapun pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi itu di sebabkan karena infrastruktur yang kurang memadai. Sebut saja papan tulis. Kenapa di era digital seperti sekarang ini papan tulis masih ada? Seharusnya di era seperti ini papan tulis sudah di tiadakan.
3. Sumber daya manusia yang tidak konsisten. Kurang penerapan teknologi informasi dan komunikasi di seklah disebabkan juga karena sumber daya manusia yang ada. Mungkin telah banyak kita lihat tentang adanya pelatihan-pelatihan TIK untuk guru-guru di sekolah, tapi apakah setelah masa-masa pelatihan itu TIK sudah diterapkan sepenuhnya oleh para guru tersebut? Nyatanya tidak dan masalahnya kembali pada infrastruktur yang kurang memadai.
4. Ada kesenjangan antara guru dan murid. Apa gunanya jika ketika seorang guru memberikan materi di dalam kelas dengan menggunakan e-book dalam sebuah tablet sedangkan para muridnya masih menggunakan buku? Bukankan akan lebih efektif jika keduanya (guru dan murid) sama-sama menggunakan e-book?
Dalam workshop yang diadakan pada tanggal 28 April 2012 tersebut bapak Michael juga mengemukakan bahwa seharusnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi itu hendaknya dilakukan secara horizontal, bukan vertikal. Artinya teknologi benar-benar diterapkan disemua mata pelajaran. Jadi dalam sekolah tidak hanya diajarkan tentang satu mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi saja, bahkan jika perlu ditiadakan saja.
Kemudian beliau juga menawarkan solusi agar teknologi informasi dan komunikasi bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk pendidikan di Indonesia, diantaranya:
1. Membangun infrastruktur e-admin dan konten e-pendidikan yang baik.
2. Mengembangkan konsistensi e-admin dan konten e-pendidikan untuk semua kebijakan.
3. Memberikan pelatihan kepada tenaga kependidikan secara kontinu.
4. Memberikan prasarana yang lengkap untuk anak didik.
Sedangkan dari kementrian kominfo sendiri dalam aspek pendidikan mencoba memberikan satu terobosan baru, yakni geschool.net (suatu jejaring sosial berbasis pendidikan). Situs tersebut dapat dimanfaatkan seperti situs jejaring sosial seperti pada umunya dan kelebihannya adalah dalam situs tersebut telah tersedia materi-materi ajar, video penjelasan, latihan soal dan try out untuk semua mata pelajaran dari semua jenjang pendidikan. Adapun yang dapat mengakses situs ini adalah para siswa, guru, orang tua dan alumni. Rio, perwakilan dari geschool.net mengatakan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan kementrian pendidikan nasional dan dalam waktu dekat situs akan segera di launching lalu di sosialisasikan ke sekolah-sekolah. (Bandung 28/04/12)
2 komentar:
langkah bagus untuk memajukan dunia pendidikan nih. Tapi sepertinya tetap harus ada langkah real yang bisa menjangkau ke pelosok daerah
good idea mas dhafy...
masih jauh dari harapan juga sebenarnya tapi tidak ada salahnya kita memaksimalkan yang udah ada :)
makasih udah berkunjung
Posting Komentar
kalo mau nyampah juga boleh...