Taste of KKN 93 #part1

Well, sepertinya postingan kali ini bakalan panjaaaang banget.  Kenapa? karena begitu banyak cerita yang pengen aku ungkapin disini. Tapi santai aja, demi menghormati para pengunjung yang nggak terlalu suka cerita-cerita yang panjang dan lebar, apalagi mbulet dan nggak tau akhir ceritanya mau di bawa kemana *mulai deh lebay-nya* maka postingan kali ini bakalan aku tulis dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya *nah Loh....

Jadi begini sodara, bagiku ini adalah bagian dari perjalanan sakralku selama duduk di bangku kuliah. Aku menyebutnya perjalanan sakral ke-3. Perjalanan sakral ku yang pertama dan kedua udah pernah aku tulis disini. KKN... Kuliah Kerja Nyata... yaa... mungkin udah nggak asing lagi ditelinga kita. Dulunya, yang terbayang di pikiranku adalah yang pasti aku bakalan ditempatkan di tempat terpencil, jauh dari keramaian, nggak ada sinyal dan harus hidup selama 1 bulan bareng orang yang baru dikenal. hmmm.... nggak yakin deh bakalan betah. Tapi ya mau gimana lagi, lembaga terkait kampus udah ngasih aturan kayak gitu dan tibalah waktu pembekalan...

Ada 96 kelompok KKN yang tersebar di Kabupaten Madiun dan Bojonegoro dan takdir meletakkan namaku pada kelompok 93, desa Duwel, kecamatan Kedungadem, kabupaten Bojonegoro.

Asli, pertama masuk kelas pembekalan KKN, terus liat muka-muka temen-temen yang ada disitu kok kayaknya nggak ada yang sreg di ati yaa... kayaknya agak gimana gitu. Kenalan pun males yang pada akhirnya membuahkan aku jadi anggota yang paling diem diantara anggota-anggota yang lain. *bukannya aslinya udah pendiem ya vir??* masih ngebayangin juga pada waktu itu, kira-kira bisa nggak ya mendadak aku harus hidup selama 1 bulan dengan orang yang baru aku kenal. Ya.. dari ke 16 anggota KKN nggak ada satupun yang sebelumnya aku pernah kenal.

Pembekalan selama seminggu pun berakhir. 22 Januari 2013, dengan 16 personil, perjalanan sakral ke-3 pun dimulai.

Selanjutnya, selamat datang di desa Duwel... Alhamdulillah kami tiba dengan selamat meskipun ada salah satu dari personil kami yang mengalami kecelakaan tunggal dan harus dijahit dagunya. Kami disambut dengan baik oleh para perangkat desa Duwel beserta masyrakatnya. Letak desanya sih nggak begitu jauh dari kecamatan. Nggak seprimitif yang aku bayangin, hehehe...

rumah 4 juta
Hari pertama, kami tinggal di rumah 4 juta. Wauuu... kenapa 4 juta? Ya.. semua cerita dimulai dari sini. Kebetulan, mungkin karena beberapa faktor yang sampek sekarangpun aku masih juga penasaran, si pemilik rumah menarget biaya sewa rumahnya sebesar 4 juta. Dan kebetulan juga, semua anggota KKN merasa keberatan karena jelas-jelas uang yang terkumpul nggak nyampek buat biaya rumah yang nominalnya segitu. Alhasil, kami cuma tinggal selama 2 hari satu melem di rumah 4 juta itu. Hari berikutnya kami tinggal di rumah ini...


basecamp 93
Sangat sederhana. Itu yang pertama kali ada dipikiranku. Nggak tau ya kalo dipikiran temen-temen lain, hehehe... Rumah yang selanjutnya kami sebut dengan basecamp itu cuma punya 3 ruangan. 1 ruangan utama dan 2 kamar. Konon katanya, sudah beberapa tahun rumah ini kosong di tinggal oleh penghuninya. Meski menurut warga setempat setiap hari selalu di bersihkan tapi tetep aja, aroma-aroma rumah kosong masih sangat kerasa banget disini. Serem? ya... awalnya sih aku rasa gitu. Dulunya aku sempet kuatir sama temen-temen. Kuatir kalo mereka bakalan nggak betah dan KKN ini nggak bisa berjalan dengan lancar. Kalo aku sendiri sih emang dari awal udah agak nggak sreg ya sama personil-personilnya, apalagi dengan keaadaan tempat tinggal yang kayak gitu. Aduh... bismillah, 30 hari, di betah-betahin aja deh, hehe... nanti kalo nggak betah kan tinggal cusss... kabur dan pulang ke rumah. Maklum, basecamp sama rumahku kan agak deketan, hehe #modus #mean #median

evaluasi tiap malam
Tapi diluar dugaan, justru dengan tempat tinggal kayak gitu kok aku jadi ngrasa makin deket sama temen-temen yang awalnya aku cuma diem aja. Yang dulunya aku ngrasa rumah itu serem, jadi ceria tiap hari gara-gara temen-temen yang nggak pernah bisa diem bercandanya. Ya, hari demi hari aku makin mengenal mereka secara mendalam. Itu terjadi di minggu pertama dan kedua.

Minggu ketiga, yang namanya hidup bareng orang banyak ya, pastinya ada yang namanya perbedaan pendapat. Semakin kami saling mengenal satu sama lain, semakin mudah juga konflik melanda perjalanan kami. Baik konflik pribadi antar personil maupun konflik ketika kita sedang didalam forum. Udah nggak bisa dihitung ada berapa konflik yang terjadi selama kami menjalani KKN. Mulai dari masalah yang sepele sampai masalah yang gede yang nyangkut nama baik kami di mata masyrakat desa Duwel. Tapi balik lagi, hidup sama orang banyak, nggak semuanya juga kok suka bikin konflik. Ada juga beberapa personil yang pasti dan selalu berperan jadi penengah. Gimanapun caranya, orang-orang ini selalu punya jalan biar konflik itu nggak berkelanjutan. Intinya saling melengkapi lah... 

proses FGD
Waktu terus berjalan, seiring dengan partisipasi kita di masyarakat, melalui FGD (Focus gruop Discusion) yang mendebarkan akhirnya ditemukan masalah apa yang harus kami fasilitasi saat itu. Karang taruna. Ya, emang sudah lama karang taruna di desa Duwel tertidur nyenyak nggak ada kabarnya. Alhamdulillah dengan keberadaan kami, menggugah semangat kaum muda desa Duwel untuk kembali menggunakan aspirasi dan inspirasinya dalam wadah Karang Taruna.




0 komentar:

Posting Komentar

kalo mau nyampah juga boleh...