Duwel Punya Produk Olahan?

Fira itu nggak pernah bosen kalo harus cerita soal Duwel. Beneran. Desa kecil ini udah bener-bener nempel di hatiku. Udah kayak rumah kedua buatku. Tiap kali jauh dari sana rasanya pengen selalu balik lagi singgah di desa itu. Nah kalo udah ada di desanya sana, pengen terus ada disana dan nggak mau pulang. Okey, makasih buat sahabat-sahabat 93 yang dulu udah buat chemistry kayak gini. Kalian luar biasa, kalian selalu dinantikan dan tempat kalian tidak pernah tergantikan oleh siapapun dihati warga Duwel. Congrat's...

Hari ini aku berkesempatan berkunjung kesana lagi. Nggak sengaja sih sebenernya dan ini bukan pertama kalinya juga aku berkunjung sejak Duwel kedatangan tim KKN 2014 dari kampusku. Iya, jadi setelah ikut hadir diacara launching Cyber Extension sama Kang Yoto kemaren, 2 minggu kemudian aku sempet berkunjung lagi bareng temenku yang penasaran parah sama ceritaku tentang Duwel sejak satu tahun lalu. Kami sempet mampir ke basecamp KKN 2014 waktu itu. Dan hari ini secara mendadak Aqin, salah satu sisa sahabat 93, ngajak aku ngunjungin Duwel lagi. Hari ini aku free dan oke abis Jum'atan kami janjian ketemu disana.

Sampek disana ternyata kita salah ngambil momen. Nyampek rumah Didin ternyata sepi. Didinnya nggak ada, ibuknya juga nggak ada. Sementara Aqin ke rumah mas Dul, ngecek apa mas Dul juga nggak ada dirumah. Dan bener, mas Dul juga nggak ada dirumahnya. Menurut salah seorang warga, siang ini akan ada pelatihan dari KKN 2014 dan karang taruna buat ibu-ibu PKK di balai desa. Pantes aja Didin sama ibuknya nggak ada dirumah, mas Dul juga. Aku sama Aqin sempet bingung mau kemana dan akhirnya kita ketemu ibuknya Didin sebentar trus diajak gabung juga deh pelatihan itu.

Awalnya canggung sih, kan kami berdua tamu nggak diundang, tapi temen-temen KKN 2014 ini baik-baik, kami berdua disambut dengan hangat, sama kayak waktu aku pertama mempir ke basecamp mereka. #FYI pelatihan ini adalah bagian dari action temen-temen KKN 2014. Sehari sebelumnya juga sudah ada pelatihan untuk para kelompok tani. Jadi, action mereka ada dua macam. Sebelumnya aku emang nggak tau apa yang jadi action mereka ini meskipun sebelumnya kami udah saling sharing info-info tentang Duwel dan kehidupan didalamnya.


Pelatihan siang ini mengangkat tema cara pembuatan bawang goreng. Kayak yang udah aku bilang sebelumnya, kalo Duwel itu kaya akan bawang merahnya. Bahkan, belakangan namanya mulai ramai portal-portal berita lokal dan nasional gara-gara desa ini dijadiin salah satu desa pilot project oleh pemerintah kabupaten terkait program Lumbung Pangan dan Lumbung Energi. Proses FGD dengan warga menghasilkan keinginan warga yang ingin mengembangkan lebih potensi yang dimiliki oleh desa mereka. Bawang goreng, mungkin kedengarannya cocok sebagai alternatif produk olahan dari melimpahnya potensi bawang merah disini. Alternatif juga jika suatu saat harga bawang anjlok dan pendapatan mereka berkurang.

Dalam pelatihan yang juga bekerjasama dengan PPK kecamtan Kedungadem ini, panitia mendatangkan narasumber ibu Kristiani, seorang pengusaha produk olahan asal desa Dander, kecamatan Dander Bojonegoro. 


Menurut penjelasan dari ibu Kristiani, pembuatan bawang goreng itu nggak susah, bahan yang di perlukan cuma bawang merah, tepung beras, tepung tapioka, penyedap rasa dan minyak goreng. Nah, bawang goreng yang mau di buat ini ceritanya bakal dijual ke rumah-rumah makan atau ke supermarket. Jadi mungkin pembuatannya agak berbeda dari pembuatan bawang goreng biasanya.




Big thumb buat temen-temen KKN 2014. Kalian keren maksimal tiada tara. Jadi, judul postingan diatas itu akan terjawab selepas kalian meninggalkan desa ini beberapa hari lagi. Action kalian nggak berhenti disini. Jawaban dari judul postingan inilah yang nanti bakal nentuin apakah action kalian berhasil atau nggak. Harapanku, semoga apa yang kalian tinggalkan ini bisa benar-benar bermanfaat untuk warga Duwel. Amin
 

 


 *pic via KKN 2014

0 komentar:

Posting Komentar

kalo mau nyampah juga boleh...