Untukmu, Pena Inspirasiku

Ini adalah curahan hati salah satu temen aku yang ada di Bogor. Anna namanya. Seorang penulis plus guru seni. Apa yang dia rasain sekarang sama kayak apa yang aku rasain juga. DILEMA. Saking dilemanya, ni anak sampek-sampek tulisannya pakek bahasa baku semua. Dia ga nyadar. Tapi ya itulah nyatanya. Itulah bukti kecintaan kita pada Ahmad Bustomi. Cekidot ...

"Suatu hal yang paling saya takutkan saat hari demi hari saya selalu mengagumi mas adalah, kehilangan sosok diri mas di sebuah klub yang baru saja seumur jagung saya cintai. Kalau orang bilang, lagi hangat-hangatnya. Masih menikmati rasanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Kepada Arema, kepada mas.

Kalau saya ingat-ingat lagi, mas yang secara tidak langsung mengenalkan saya kepada sebuah klub yang berjulukan singo edan itu. dan jelas saja tanpa paksaan, tanpa perintah. Sekali melihat, saya langsung jatuh cinta kepada kalian, punggawa-punggawa Arema serta euphoria supporter fanaticnya yang di sebut Aremania dan Aremanita.

Saya hampir tidak pernah melewatkan segala perjuangan mas di lapangan hijau di sebuah stadion kebanggaan warga Malang, kanjuruhan. Walaupun hanya di balik layar kaca, saya berteriak, berjingkrak-jingkrak riang, seakan ikut merasakan sakit, atau termenung sedih dengan kepala tertunduk. luapan emosi pun kadang tak terkendali. Desakan hati yang sangat ingin berada di antara Aremania dan Aremanita langsung di tempat kalian bertanding juga sering saya rasakan. Dan itu semua hanya ada saat saya melihat Arema.

Tetapi nyatanya sekarang telah menjadi sebuah dilema yang amat berat.

Ketika sudah hampir setahun saya selalu ikuti semua cerita tentang Arema, dari sebuah kenangan masa lalunya sampai masalah demi masalah yang menerpa Arema hingga tercetus kata ‘loyalitas’ karena begitu solidnya kalian tetap bertahan dalam tubuh Arema walaupun sebenarnya menghadapi masalah yang berat. Serta ketika saya mulai sedikit lebih mengenal kalian, saya harus di hadapkan oleh suatu kenyataan yang saya takutkan dari hari kehari,

Akan kehilangan mas di Arema.

Banyak orang bilang, “Bukankah suatu hal yang wajar sebuah perpindahan pemain dari klub satu ke klub lain? Atau bukankah bagus jika dalam perpindahan itu, kita malah mendapatkan seseorang yang makin bisa menguatkan klub kesayangan kita?”

Memang, tapi entah kenapa ada rasa sesak yang saya rasakan kalau dalam perpindahan itu, mas lah yang mengalaminya.

Saya terlanjur sangat mengagumi mas dengan segala kelebihan dan kekurangan mas di Arema. walaupun saya belum pernah sedetik pun bertemu. Bagi saya, mas adalah pena inspirasi saya dalam menulis. Hingga saya di kenal teman-teman Aremania-aremanita, beberapa tulisan saya ada di majalah singo edan melalui @we_aremania. Dan hingga akhirnya ketika ada sebuah project dari @nulisbuku tentang membuat sebuah puisi untuk idola masing-masing , saya pun memberanikan diri untuk menulis tentang diri mas yang berjudul “the gold foot”. Dan mas tau? Berkat mas juga puisi saya berhasil masuk di sebuah buku kumpulan puisi tersebut yang berjudul “untukmu, pena inspirasiku”. Yang seluruh hasil penjualan bukunya di serahkan untuk KOMUNITAS PECINTA ANAK JALANAN (KPAJ) di Makassar . dan itu semua berkat mas.

Banyak teman-teman yang bertanya, “apa nggak bisa tetap nulis tentang Bustomi walaupun nanti misalnya dia ngga di Arema lagi?” atau “apa kamu masih jadi seorang Aremanita ketika Bustomi udah nggak berlambangkan singo edan lagi?” dan “siapa yang kamu pilih? Arema atau Bustomi?”

Dan dari semua pertanyaan-pertanyaan itu, Saya cuman bisa jawab, “bagi saya, Arema dan sosok seorang Ahmad Bustomi adalah satu kesatuan. Ngga bisa di pisahkan di hati saya. ” hanya itu, dan saya harap begitu. Bahwa mas tidak pernah meninggalkan Arema. karena tidak pernah sedetikpun saya membayangkan mas akan pergi melepas atribut Arema mu, mencopot lambang singo edan mu, dan mengenakan kostum lain selain biru nya Arema dan Merah putihnya TimNas Indonesia.

Tetapi jika kenyataannya harus begitu, saya hanya bisa berdoa kalau itu adalah keputusan terbaik untuk mas. Dan saya juga akan terus berharap kalau mas tidak akan pernah melupakan kami. Aremania dan Aremanita di seluruh Indonesia yang selalu mengagumimu."

Salam satu jiwa untukmu, pena inspirasiku,

Yang selalu aku banggakan,

Yang selalu ada di setiap doa-doaku,

Ahmad Bustomi...


0 komentar:

Posting Komentar

kalo mau nyampah juga boleh...