Yang Perlu Diperhatikan Guru Pemula

Akhirnya postingan kali ini sesuai profesi juga... (ahh.. sudahlah). Oke, karena saya sebenarnya juga masih ragu dengan nantinya profesi saya jadi guru, makanya sengaja kemaren nyari-nyari referensi soal guru pemula dan manajemen pengelolaan kelas. Jujur itu yang pertama kali akan saya jadikan perhatian dalam mengajar. Kenapa? karena sepinter apapun seorang guru, kalo dia nggak bisa memanajemen kelas dengan baik, maka jadi deh dia di kerjain muridnya nggak bisa berjalan sesuai perannya. 

Pengalaman pada saat pertama kali mengajar mungkin memang jadi kecemasan tersendiri bagi guru pemula. Hal ini wajar karena kecemasan itu sebenarnya tidak hanya terjadi pada guru saja. Semua orang yang berprofesi di bidang apapun pasti akan mengalami kecemasan ini pada saat-saat awal menjalani harii-hari pertama mereka. Reputasi seorang guru baru dikalangan teman-teman sejawat, otoritas sekolah dan siswa akan sangat di pengaruhi oleh kemampuannya untuk melaksanakan fungsi manajerial dalam pengajarannya, khususnya menciptakan lingkungan belajar yang tertib dan kemampuannya menangani berbagai macam perilaku siswa. Jadi intinya anggapan bahwa manejeman kelas adalah tantangan terpenting bagi guru pemula itu dikarenakan kemampuan mengelola suatu kelas akan di uji disini.

Kaitan antara antara manajemen kelas dengan aspek pengajaran lainnya adalah sangat erat. Kegiatan Hal ini terbukti bahwa sampia tidaknya tujuan suatu pengajaran bisa dilihat dari kondusif atau tidaknya suatu kelas. Manajemen kelas yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Setiap model dan strategi pembelajaran harus benar-benar dipikirkan dan dipilih sesuai dengan tema pengajaran pada saat itu. Ketika guru merencanakan pelajaran dengan seksama, guru juga harus berbutat banyak untuk memastikan manajemen kelas yang baik. Ketika guru mengalokasikan waktu untuk berbagai belajar atau bagaimana ruang kelas seharusnya di tata, guru juga harus sekali lagi mengambil keputusan penting yang akan mempengaruhi manajemen kelas.

Tiga teori yang dipakai dalam penelitian tentang manajemen kelas diantaranya:

Teori Kounin
Teori ini memberikan sumber ide yang kaya untuk bagaimana guru dapat mendekati masalah manajemen kelas. Ini berguna bagi para guru pemula. Teori ini focus pada penelitian manajemen kelompok.

Teori penelitian tentang pengajaraan efektif
Teori ini di pengaruhi oleh teori behavioral dan orientasi ekologis. Penelitian ini akan mengidentifikasi tentang perilaku guru efektif, yakni para guru yang secara konsisten mampu menghasilkan kertibatan siswa yang tinggi dalam berbagai kegiatan akademis maupun sosial.

Teori Child-Centered
Teori ini melihat bahwa sumber utama amsalah adalah kurikulum yang tidak relevan dan penekanan yang berlebihan pada ketenangan atau keheningan dan uniformitas. Teori ini lebih condong ke arah child-centered dari pada subject-centered.

Doyle dan Carter juga menemukan bahwa sebagian siswa kadang-kadang sengaja memperlambat kegiatan kelas. Hal ini dilakukan mereka agar tugas itu di tunda atau untuk menghabiskan waktu pelajaran. Dalam keadaan semacam itu,  ketertiban kelas mulai rusak dan kelancaran serta momentum  kelas yang normal hanya dapat dipulihkan ketika guru memberikan bantuan dan sumber daya yang diminta siswa. Dengan kata lain, guru di tekan untuk memilih antara syarat self-direction di pihak siswa dan mempertahankan ketertiban di kelas.

Agar menghasilkan manajemen kelas yang efektif, guru perlu melakukan beberapa tindakan diantaranya:
- Mengelola kelas secara preventatif
- Menangani perilaku yang tidak semestinya dan distruptif
- Mengelola kelas ke arah caring-communications dan self-disiplines

Langkah yang harus di tempuh guru dalam mencegah masalah kelas adalah diantaranya:
- Menjaga konsistensi. Penfelolaan kelas yang efektif adalah konsisten menegakkan aturan dan  prosedur dalam kelas bila tidak, aturan dan prosedur apapun akan buyar dengan cepat.
- Menjaga perilaku menyimpang dengan smooth-ness dan movement
- Mengkoordinasikan kegiatan kelas selama tidak stabil

Masalah perlakuan siswa yang distruptif (suka merusak), pendekatan yang dilakukan guru dalam menangani sikap distruptif diantaranya adalah being whit it, yakni menengarai perilaku menyimpang dengan cepat dan selalu akurat dalam mengidentifikasi siapa yang bertnaggung jawab. Pendekatan selanjutnya adalah overlappingness yakni keterampilan untuk menengarai dan menangani perilaku menyimpang.

Faktor yang harus dipertimbangkan dalam memberikan reward adalah bahwa dengan reward ini tidak semua masalah bisa teratasi, misalnya begini, reward yang dianggap sebagian siswa ini tidak di persepsi yang ama oleh sebagian siswa yang lain. Guru perlu memperhatikan factor-faktor seperti  usia, latar belakang keluarga, etnik, dan letak geografis. Pemberian reward juga dapat mengganggu guru dalam meningkatkan prestasi akademik siswa.

Assertive disertive adalah salah satu pendekatan kelas yang menekankan bahwa guru meminta dengan tegas agar siswa berperilaku baik dan merespon setiap pelanggaran  secara asertif. Dari sini dapat dilihat bahwa keuntungan yang di ambil adalah guru dapat dengan tegas memperoleh control terhadap kelasnya dan dengan tegas meminta agar siswanya berperilaku pantas. Sebelum kelas di mulai juga pastinya sudah di jelaskan dengan tegas konsekuensi apa saja yang nantinya akan di peroleh oleh siswa.

*berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar

kalo mau nyampah juga boleh...