3 Tahun Itu

Satu hal yang sampai sekarang masih aku nggak ngerti, punya rencana apa Tuhan terhadapku? Hari demi hari aku jalani penuh misteri. Sumpah demi apapun aku terlanjur penasaran dengan masa depanku. Meski sedikit yang kutau, masa depan itu nggak seindah yang aku bayangkan, bahkan aku sudah sepreventif mungkin, menyiapkan pikiran dan hati jauh-jauh hari jika masa (yang nggak seindah yang kubayangkan ) itu tiba, aku siap dengan segala kondisi terburukku.


Terjatuh untuk kedua kali? Jangan sampai !!! Tapi hal itu bisa saja dengan mudah terjadi. Melihat kondisiku sekarang, pura-pura kuliah tapi sebenernya berantakan, nggak punya teman, nggak pernah makan organisasi, hilang kepercayaan orang tua, krisis percaya diri, apalagi coba yang bisa diharapkan dari pribadi yang seperti itu??? Nggak ada. Ya, nggak ada yang bisa diharapkan. Pesimis sih nggak, hanya sekedar melihat apa adanya dengan penuh logika agar fantasi-fantasi tentang hidup bahagiaku ini nggak terus-menerus menjadi fatamorgana di depan mataku.

Karir dan jodoh adalah dua aspek terbesar dalam misteri hidupku. Dua-duanya pun aku rasa sama-sama nggak bisa ngasih perubahan dalam hidupku. Karir, apa yang bisa aku harapkan dari karirku nanti? Jujur aku pasti dan selalu ngrasa iri ketika aku liat mereka, wajah-wajah sebayaku yang di umur yang sama denganku, mereka bisa bahagia, mereka bisa hidup dijalan mereka, dengan bakat mereka, minat mereka, semangat mereka, mereka bisa membanggakan keluarga mereka, mereka memberi guna bagi orang sekitarnya, mereka bisa tersenyum, mereka sukses. Padahal asal tau saja, 3 tahun yang lalu itu semua adalah mimpi terbesarku tiap hari. Wajar (bagiku) kalo aku selalu iri. Rasanya pengen nutup mata, telinga, terus pergi ketempat yang nggak ada satu orang pun yang aku kenal sebelumnya.

Aku tau ini nggak bener tapi itulah pelampiasanku. Aku tau aku sedang nggak ada dijalan yang bener tapi itulah pelarianku. Aku tau aku nggak harus selalu menyalahkan peristiwa 3 taun itu tapi inilah pemberontakanku. Aku juga tau Tuhan itu Maha Adil tapi apa ini bentuk keadilanNya padaku? Beri aku jawabnnya Tuhan… Secuilpun sebelum 3 taun itu aku nggak pernah sedetikpun melupakanMu, tapi kenapa Kau buat aku seperti ini?

Tapi kini, perlahan, jujur, mulai kutemukan jawabanMu Tuhan. Ternyata harus Kau buang dulu diriku demi menjadikanku seoarang manusia yang dewasa. Kau kirim aku ke kota  ini buat ngambil pelajaran yang berharga yang sebelumnya tak pernah ada dalam hidupku. Kau sakiti dulu hatiku dan hati orang tuaku. Kau putar dulu semua aspek hidupku. Kau jatuhkan dulu mimpiku.  


0 komentar:

Posting Komentar

kalo mau nyampah juga boleh...